Sabtu, 13 September 2014

PENTINGNYA APLIKASI TEKAD DALAM KARAKTERISTIK PRIBADI MANUSIA

Jangan tanyakan pada mereka! Para kreator, pengusaha sukses, direktur perusahaan, para penemu, bahkan presidenpun, harus mengakui bahwa tekad adalah titik akhir manusia untuk bisa mencapai impian mereka yang dinilai kurang masuk akal oleh manusia pada umumnya menjadi acungan jempol banyak orang.
Bagaimana tidak? Kesuksesan seseorang bukan hanya terletak pada prosesnya, tetapi motivasi seperti apa yang mereka tanamkan dalam nalar mereka.
Disini kita tidak sedang mencari asal muasal kata tekad, yang menurut  Wikipedia bahwa Tekad adalah pekon di kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus, Lampung, Indonesia. Atau tekad yang merupakan sejenis beras yang terbuat dari ketela, kacang, dan jagung (ejaan lama). Tapi tekad disini adalah motivator naluri manusia dalam mencapai usaha manusia hingga titik yang paling maksimal. Kita tidak takkan pernah tahu seperti apa tekad itu sebelum melakukan sesuatu pencapaian yang paling akhir.
Sebelum sesuatu terjadi dalam persepsi anda, mari kita kembali ke awal. Para penemu terdahulu, kreator imajinatif, para pengusaha sukses dan para pemimpin negara, apa kunci mereka untuk bisa sampai pada tujuan akhirnya? Mari kita buka persepsi kita bersama, seperti yang dilakukan oleh Thomas alfa Edison, bahwasanya Thomas sekalipun tidak pernah gagal dalam menciptakan lampunya.  Kenapa? Dia hanya menemukan cara yang tak bisa membuat bola lampu menyala lewat listrik sebanyak 1448 kali dan cara sampai kali ke 1449 kali  dia menemukan cara untuk menyalakan bola lampu dengan listrik. Seperti apa yang dipikirkannya untuk menyalakan bola lampu lewat listrik hingga dia harus melewati kegagalan yang beribu – ribu kali? Thomas bukanlah Einstein yang jenius sejak lahir , dia hanyalah seorang penjual koran yang dikeluarkan oleh gurunya dari sekolah sejak di bangku sekolah dasar. Tetapi Thomas memiliki 1093 karya besar dan merupakan orang yang mempunyai paten penemuan terbanyak di dunia. Setidaknya ada 1300 penemuan atas nama dirinya. Mencengangkan buat kita yang hidup serba ada, lalu yang kita lakukan setelah mendapatkan gelar hanyalah duduk nganggur di depan televisi.
Saya beri contoh lainnya dalam hal bernegara. Apa pendapat anda mengenai perjuangan Mahatma Ghandi dalam merebut kebebasan India tanpa kekerasan perang, tapi malah lewat aksi demonstrasi damai yang memakan waktu yang tidak singkat? Berapa banyak negara yang memperjuangkan kemerdekaan dengan tanpa kekerasan atau kata hebohnya adalah perang? Mungkin dalam pikiran anda bahwa perang adalah satu – satunya cara mencapai kemerdekaan.
Kita bisa berhenti membahas orang lain sekarang, bagaimana dengan kita sendiri? Pencapaian seperti apa yang kita mau, sukses seperti apa yang kita impikan dan hidup seperti apa yang ingin kita jalani? Itu adalah plihan kita sendiri!
 Seorang pengusaha menjabarkan kunci sukses itu dalam beberapa poin. Pertama; skill atau keahlian yang dimiliki individu itu sendiri. Saya sangat setuju dengan artikel yang menyatakan bahwa manusia terlahir dengan bakat atau keahlian yang sudah mereka miliki sejak lahir. Memasak, bernyanyi, menjual atau menciptakan sesuatu, setiap individu punya keahlian mereka masing – masing, tinggal dikembangkan saja. Kedua; modal usaha. Kita tak dapat mengembangkan keahlian yang kita miliki tanpa ada modal usahanya, secara logika adalah benar adanya, di setiap apa yang kita impikan, selalu ada apa yang kita butuhkan dan kita perlukan. Ketiga; jaringan atau koneksi, dimana ketika semua usaha kita telah dibangun dan berdiri, koneksi adalah penentu berkembangnya sesuatu yang kita bangun itu. Kita harus memperluas jaringan dan membangun keja sama dengan pihak – pihak lain agar apa yang kita bangun bisa maju dan berkembang. Ingin usahanya bertahan? Kembangkan dan perluas jaringan anda!
Seperti itulah kiat sukses ala pengusaha. Tapi ada satu poin yang sering kita lupakan, yaitu TEKAD atau kemampuan determinasi seseorang hingga titik paling maksimal. Setiap usaha yang kita bangun, bukan hal yang mustahil bila kita harus berhadapan dengan kemunduran, masalah dan kegagalan. Hal yang terpenting bukanlah pada solusi agar bisa lolos dari masalah atau kegagalan. Memang seminimal mungkin kita harus menghindari semua itu, tapi variabel kegagalan dari tiap usaha kita tidak akan pernah “0,00%” atau tidak ada sama skali, karena di luar kemampuan kita ada banyak faktor “X” yang tidak bisa diduga dan tidak bisa kita ubah. Hal terpenting yang saya maksudkan sebenarnya bagaimana kita bangkit dari keterpurukan setelah mengalami kegagalan, dihadapkan dengan segala masalah dan setelah terjadi kemacetan atau kemunduran dalam usaha. Manusia yang sangat sehat dan bersih sekalipun tetap saja bisa terkena influenza ,bila lingkungannya sendiri atau orang – orang di sekitarnya beresiko untuk menjangkitkan virus influenza. Tapi tubuh kita punya reaksi yang bernama antigen – antibodi yang siap mengenal dan menyerang virus tersebut jika terpapar kembali dengan sang virus yang dulu pernah menyerang tubuh kita. Alhasil, kita takkan pernah terjangkit flu selagi daya tahan tubuh kuat, karena kita punya amunisi untuk menyerang virus itu.
Dan kembali ke topik pembicaraan kita, bahwa kita pasti akan berhadapan dengan namanya masalah atau gagal, tapi apa reaksi kita terhadap masalah itu? Maka tekad seseoranglah yang membentengi setiap masalah, kegagalan atau kemunduran yang kita hadapi. “Setinggi - tingginya tupai melompat akhirnya jatuh juga, dan melompatlah dia pada tebing berikutnya dengan lebih tinggi dari biasanya”.  Semakin solid tekad kita, semakin cerah senyum kita untuk bisa menghadapi setiap masalah. Membuat kita lebih kuat dan tegar dalam menghadapi setiap persoalan, dan secara tidak langsung telah mendewasakan karakter pribadi manusia itu sendiri. Yakin usaha kita tidak sia – sia, selagi itu bernilai positif, walaupun berbeda, unik, gila atau tidak masuk diakal dari yang biasa orang lain lakukan, perjuangkan. Kita bisa saja terlahir dengan bakat atau keahlian yang standar, tapi tekad kita harus di tingkat paling atas dari suatu standarisasi orang pada umumnya. Dan tekad adalah landasan dari karakter yang pantang menyerah, mau kerja keras dan mau belajar.
“Genius is one percent insipiration and ninety-nine percent transpiration”
Kejeniusan adalah satu persen ilham dan sembilan puluh sembilan persen adalah kerja keras.
-Thomas alfa Edison

Tidak ada komentar: